MOTORAN BANDUNG – SEMARANG DENGAN N-MAX
; suatu
perjalanan kuliner dan biar tidak lupa jalan…
Alkisah sejak pertengahan Agustus
2021 saya diterima bekerja lagi di
perusahaan group BMHS di Jakarta pusat…jadi Senin sampai Jumat kami mencari nafkah di Betawi…dan Jumat malam kami pulang ke
rumah kami di Lembang….sooo..berakhirlah masa-masa keemasan dimana kami dapat jalan-jalan luntang lantung tanpa terikat waktu…
Tentu saja sebagai newbie saya belum mendapat cuti , sampai
akhirnya pas ada tanggal merah kejepit pada akhir bulan Mei 2022 saya unpaid
leave 1 hari dan kami putuskan untuk healing-healing seperti orang-orang; kami motoran biar tidak
lupa jalan
Suami saya mengajak pakai N-max
jadul kami ( namek generasi pertama, Gan.. ) , alasannya “Biar kita jalannya nyantai,
Neng ..” tapi kenyataannya pas di jalan dari sepeda, gerobak, andong, triseda sampe
odong2 semua disalip tanpa ragu…jadi sebetulnya nyantainya sebelah mana ya?
Kamis 26 Mei 2022 Kami berangkat
seperti biasa , sebangunnya n seberesnya di rumah..jadi pukul 10 lebih kami
baru berangkat dari Lembang, agak galau ambil jalur Subang langsung tembus
Sumedang atau lewat jalur biasa
Jatinangor & Tanjungsari..akhirnya kami memilih lewat jalur biasa dan pukul
12.55 kami mampir di RM Citarasa untuk menikmati tahu di kota tahu…
|
Lewat kota tahu ya kita harus makan tahu .. |
Kata orang sih “ Motoran yang
penting bukan tujuannya , tapi perjalanannya “ …nah kalau untuk kami selain
perjalanannya , makananannya juga penting…jadi perjalanan jalur utara ini kami
tak lupa mampir-mampir makan menu-menu legend untuk menambah kesaktian
Pukul 15.30 kami sudah mendarat
di Nasi Jamblang Ibu Nur di Cirebon…meski sudah sore, mungkin karena long week
end antriannya cukup panjang , tapi saya dan suami rela hati bersabar mengantri berpeluh-peluh demi satu tujuan, yakni : Balakutak hitam ....jadi sejenis cumi yang dimasak dengan berlumuran tintanya sendiri…saya
perhatikan pengunjung-pengunjung nasi jamblang lain rata-rata selalu kalap mengambil lauk yang memang sangat beraneka
ragam dan menggugah selera, tapi kami yang termasuk golongan manusia-manusia
irit hanya mengambil satu menu masterpiece yaitu si balakutak hitam
|
Menu dan daftar harga nasi jamblang Bu Nur |
|
awas kalap ambil lauk.. |
|
menu beragam |
|
kami mah, cukup ambil si balakutak hitam yg menawan ini ajah.. |
|
rame terus , di depannya ada menu empal gentong |
Pukul 17.22 sampai Brebes, satu
catatan penting kami adalah selama ini saya malas lewat jalur utara karena
jalannya sering jelek dan crowded oleh mobil-mobil raksasa sepanjang jalan,
tetapi kemarin selama menyusuri jalur utara sampai Semarang jalan aspal cukup bersahabat alias cukup
mulus dan tidak terlalu crowded sehingga hati saya cukup ayem dan tetap tenang
pada boncengan N-Max…
|
Jalanan jalur utara sejak Sumedang sampai Semarang mulusssss.... seperti pipi Syahrini |
|
kebiasaan buruk para pria... |
|
Brebes yang syahdu... |
Pukul 18.44 kami memasuki Tegal
dan duduk-duduk di Alfamart, kami melanjutkan perjalanan menuju Pekalongan dan
sampai disana pukul 20.32. Kami mampir di warung mie goreng yang kelihatannya
cukup ramai…sebetulnya saya sudah mencari-cari penginapan di Pekalongan
ini…karena idealnya kami istirahat pada jam tsb ,tapi suami saya mengajak
melanjutkan perjalanan ke Semarang…karena hotel-hotel di Pekalongan cukup mihil
( pertimbangan emak-emak itu memang selalu mengutamakan soal
efisiensi..hehhe ) saya pun mengiyakan dan kamipun melanjutkan perjalanan . Kami beruntung selama perjalanan hanya betemu jejak-jejak hujan, sehingga kami sampai di Semarang dalam keadaan kering , kami touch down di perempatan lima sebrang Lawang Sewu
pukul23.04 tengah malam )…kami duduk-duduk di kursi taman ala turis kehabisan
bekal..dan memutuskan menginap di salah satu penginapan jadul yang ternyata cukup spooky di daerah
Semarang
|
ganjel perut di Pekalongan |
|
Sampai Semarang pukul 23 lewat ... |
Jumat 27 Mei 2022 , pukul 11
siang kami sudah menyusuri jalanan menuju Temanggung..,melewati rawa Pening dan
Kopi Banaran yang menggoda…tapi kami tidak singgah disana karena tujuan utama
kami adalah lunch di Brongkos Bu Carik di Pasar Parakan Temenggung
|
menuju Temanggung...itu Rawa Pening ..rawa..bukan danau, hehe |
Pukul 12.30 lepas Jumatan kami
sampai di Warung Brongkos Bu Carik, kami kehabisan menu lidah sapi ( masa lidah ayam..hehe ) tapi masih
kebagian brongkosnya yang ngangenin dengan empal daging sapinya yang empuk yang membuat kami ingin kembali dan kembali
lagi kesini setiap ada kesempatan
Kami telah menyelesaikan makan
dan sedang menunggu hujan agak reda saat ada sekelompok pemotor menggunakan
motor-motor keren mampir juga untuk makan disini…dari 6 pemotor 3 diantaranya membawa Royal Enfield
Himalayan…..suit..suitttt…, Kami berbincang-bincang sejenak dan ternyata mereka
pemotor dari Tasikmalaya, yang membawa Royal Enfield masih muda-muda dan unyu-unyu, usianya kisaran <30
th..waduh, umur segitu saya pakai mio CW…wkwkkwkw …ketua sukunya yang ramah n
murah ketawa di usia 60-an memakai
tunggangan Honda yang tidak kalah gahar…
|
yeeeayy..titik akhir kita |
|
Menu ngangenin.... |
|
Brongkos yang gemesin.... |
|
Royal Enfield Himalayan...punya orang lain.. |
Pukul 14.19 kami melewati jalan
aspal Kledung dengan Gunung Sumbing dan Sindoro di kanan -kirinya, pukul 15.00 kami
sempat nostalgia makan ( lagi ) sate pak Yani di Wonosobo yang satenya tetap
empuk hanya ukurannya agak ciut..hahahhaha….selanjutnya kami kehujanan sejak
pukul 16.19 sampai magrib,karena hari masih sore sehingga pandangan masih jelas , so meskipun hujan kami tetap lanjut dan selepas magrib kami mampir ke rumah kawan
di daerah Cilacap untuk sekedar bincang-bincang tidak penting sambal menikmati kopi hitam dan getuk goreng
|
Kledung dingin Gan...1400-an MDPL |
|
Turun terus ,.....sampai Wonosobo |
|
Cek sate kambing pak Yani Wonosobo |
|
Mendung menghadang...dan di depan hujan deres sampe tetesannya berasa perih di paha |
Sekitar pukul 21 kami melanjutkan
perjalanan , dan belum 1 jam kami dihajar hujan yang cukup deras, karena alasan
keamanan ( jarak pandang terbatas ) kami memilih menepi di warung angkringan dan menikmati jahe panas
sambil dan membahas cuaca dengan bapak pemilik warung
|
jahe panas dulu di warung angkringan sambil berteduh.... |
|
Alun-alun Ciamis |
|
Subuh sudah sampe rumah lagi dehhhh... |
Berikutnya kami melewati daerah
Lumbir dan Majenang yang gelap dan membosankan…kami sampai alun-alun Ciamis
pukul 23.43 yang masih basah selepas hujan….kami duduk-duduk sebentar ,
menimbang-nimbang apakah menginap atau terus daannnn……………….kami memutuskan
terus…wkwkwkkw….entahlah, apakah pengaruh kopi atau pengaruh sudah lama tidak
motoran sehingga kami betah diatas N-max… setelah istirahal lagi
sejenak di pom bensin daerah Gentong kami sampai rumah kami di Lembang pukul
dekitar pukul 04.00 dinihari
….Zzzzzzzz….
Semua akan matic pada akhirnya, betul kah teh? Hehehe.. Btw the best boncenger and rider lah teteh sama Akangnya :)
BalasHapushahahha....n-max terbaikkkk...rasa2nya nanti2 lebih ringan n asyik motoran pk namek ajaaa......, makasih uda mampir kaaang...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMantabs teh...cerita pengalaman jalan2 yg selalu ditunggu utk dinikmati..😁..
BalasHapusKlo sesuai pengalaman teteh sebagai boncenger, dr 3 motor yg pernah teteh naikin N-Max, X-Max n Versys 250 serta Versys 650 😀🙈..mana yg paling nyaman diduduki selama diperjalanan teh ?
haiii.....kangg, waduhhhh...pakabarrr...?
Hapussoal jalan2 N-max itu terbaikkk...hahhahha...klu n-max lama emang shock nya harus diganti ya, tapi selebihnya enak, luwes, irit, klu naik kapal tiketnya masih murah, berhenti dimana2 gampang, jd misal mendadak liat tukang es cendol di hari yg panas bisa langsung syuutt..menepi... klu salah jalan juga bisa langsung berbalik meliuk tanpa harus mundur2 dulu, dan di badan tu ga bikin pegel ,emang idealnya biar tampak ciamik berat badan kami juga dikurangilahhh ..tp dgn berat badan kami skrg si n-max tampaknya happy2 aja kok..mungkin karena sudah berkawan lama....wkwkwkwk...sehat selalu kangggg