Selasa, 25 Juli 2023

PULAU MOYO - MATA JITU


PULAU MOYO & MATA JITU

KEINDAHAN YANG TIDAK DAPAT DIPISAHKAN...



Kali ini saya tidak sharing cerita tentang motoran, sejak bekerja di Jakarta agak sulit mempunyai kesempatan untuk touring jauh dan lama, tetapi tentu saja touring motor tetap menjadi wacana kami dimana destinasi touring Kalimantan Barat menjadi destinasi incaran kami jika ada kesempatan

Kali ini saya sharing tentang pulau dekat Sumbawa besar di NTB, yaitu pulau Moyo dengan air terjun Mata Jitu-nya yang terkenal karena kerap dikunjung pesohor-pesohor dunia

Pulau Moyo merupakan destinasi yang banyak diminati, tapi informasi bagaimana cara menuju kesana dengan tata cara mandiri & low budget mungkin agak sulit ditemukan secara lengkap, mudah-mudahan tulisan ini dapat membantu para penggemar vakansi destinasi tempat-tempat eksotik di dalam negeri.

Dengan berbagai pertimbangan terutama efisiensi waktu dan biaya , maka rute kami pulang-pergi agak berbeda


Berangkat

Jaksel – Bandara Soekarno Hatta ( taxi online ) 150k

Bandara Soekarno Hatta – Bandara Lombok Praya ( transit ) – Bandara Sumbawa Besar ( ATR 72 wings air )

Bandara Sumbawa – Dermaga Pantai Goa ( ojol ) @ 11k

Dermaga Pantai Goa – P Moyo ( kapal kayu milik Maleo Resort ) @ 100k

 

Pulang

P.Moyo – Dermaga Pantai Goa ( Kapal kayu kegiatan konservasi paruh bengkok ) @100k

Dermaga Pantai Goa – Jalan Raya ( jalan kaki )

JalanRaya Pantai Goa – Mataram  Lombok ( Travel )@160k

Mataram – Bandara Lombok Praya ( taxi online )

Bandara Lombok  -Bandara Sekarno Hatta

Bandara Soekarno Hatta – Jaksel ( KA Bandara )

16 Maret 2023 , kami berangkat dengan pesawat pagi , dan proses penerbangan semua on time dan lancar jaya, cuaca cerah , landing mulus, transit pesawat cepat, dan kami tiba di Bandara Sumbawa besar masih sekitar pukul 8.07 WITA

Bandara Sumbawa Besar tidak terlalu besar dan hanya selemparan batu ke jalan raya, sehingga  jalan kaki sedikit saja sampailah di jalan raya , kemudian menyebrang untuk membeli minum di Indomaret & memesan ojol untuk menuju ke Pantai Goa

Tentang penyebrangan Sumbawa Besar ke P.Moyo

Penyebrangan dari Sumbawa Besar ke Pulau Moyo dapat dilakukan dari Dermaga Pantai Goa dan Dermaga Badas , saat kami mencari-cari informasi di internet kami sendiri agak bingung dengan kedua dermaga tsb, menyebrang dari dermaga yang mana nih ? namun berdasar komunikasi dengan  pengurus hotel yang kami tempati di P. Moyo yaitu Maryan Moyo Bungalow & Resto (  kami peroleh darigoogle ); penyebrangan ke P.Moyo dilakukan dari dermaga Pantai Goa ,  jika musim tertentu air laut di dermaga Pantai Goa surut maka penyebranga beralih ke ke dermaga Badas.

Informasi sampai Maret 2023 ,kapal kayu yang melayani penyebrangan P. Moyo – Sumbawa Besar atau sebaliknya  ada dua kapal kayu , dengan dua kapten berbeda , dengan jadwal bergantian, dimana berangkat dari P Moyo pagi sekitar pk.7 WITA, sementara penyabrangan dari Pantai Goa – P.Moyo umumnya  pukul 12 WITA namun seringkali  mundur karena menunggu warga P.Moyo selesai berbelanja di Sumbawa Besar, FYI untuk semua kebutuhan sandang, pangan & papan warga P.Moyo membelinya dari Sumbawa Besar.

Pada 16 Maret 2023 pk.8.49 kami tiba di Pantai Goa, kami langsung menuju ke dermaga untuk memastikan kapal , disana ada pos kecil dan sekumpulan orang  yang  dengan ramah memberi informasi  tentang penyebrangan , kami iberitahu untuk kembali sekitar pukul 12 siang, jadi kami menuju warung -warung nasi di dekat pantai untuk sarapan dan memesan sarapan berat : nasi , ikan bakar , udang goreng dan tentu saja kopi penambah semangat

Menuju Sumbawa Besar, terbang rendah dengan pesawat berbaling-baling, ATR 72

Pantai Goa, penyebrangan ke Moyo ada disini

Menuju Pelabuhan Pantai Goa
                                                 

Brunch d Pantai Goa , <100k

Saat kami selesai makan, ada petugas yang tadi pagi kami temui di dermaga , menyusul dengan motor dan menginformasikan ada kapal milik Maleo hotel akan pulang ke Moyo beberapa saat lagi dan kami diperbolehkan menumpang . Tentu saja kesempatan ini tidak kami sia-siakan , maka kami langsung berkemas dan menuju dermaga dan langsung naik kapal. Kami sangat beruntung karena saat di Moyo kami mendapat info kalau kapal publik pada  hari tsb berangkat lebih sore dan baru tiba di P.Moyo sekitar pukul 17 WITA.

Durasi penyebrangan Sumbawa Besar ke P. Moyo  sekitar  2 jam dan saat itu laut bersahabat, jalur penyebrangannya overland jadi sepanjang perjalanan kita tetap dapat melihat daratan di sisi kanan sehingga tentramlah hati ini, haha..

Pukul 12.23 kami sudah berjalan menuju Maryan hotel dijemput bapak pengurusnya, letak hotel hanya selemparan batu dari dermaga, sehingga dari pantai di depan hotel pun dermaga kelihatan , kami langsung diberi es jeruk yang rasanya seperti 3 tahun tidak minum es jeruk…hahahha..cuacanya panas sekali masalahnya

Di Moyo lumayan banyak hotel milik WNA, namun hotel Maryan yang kami tempati milik orang lokal dan dikelola oleh suami istri yang ramah dan helpfull

Menyebrang ke P Moyo, menumpang kapal milik Maleo Hotel

Dari dermaga, dijemput pengelola Maryan hotel 
                                 
Depan hotel
Minuman penumpas panas & dahaga

  Catatan tentang  P. Moyo antara lain :

1.     Tidak ada ATM, tapi internet ( telkomsel ) kenceng kok ,jadi masih bisa internet banking

2.     Listrik hanya menyala pukul 18.00 sd 06.00 WITA, jadi charge semua gadget dan isi full powerbank

3.    Karena suhu cukup panas, dan listrik ( baca AC hotel ) baru berfungsi pukul 18, sebaiknya bawalah kipas angin kecil dgn baterai atau charger

4.    Tidak ada jalan aspal /mobil, jadi hanya ada motor yang tidak perlu nomor polisi , tapi herannya kok sepeda tampaknya tidak disukai di pulau ini

5.  Tidak ada pasar, atau toko , atau indo/alfamart, adanya warung-warung kecil, jadi wajar ya harga yang diberikan relatif mahal, misal coca cola dingin @ 15k

6.    Saya tidak melihat apotik, dan tempat layanan kesehatan tampak tidak ada aktifitas, jadi bawalah obat-obatan pribadi ya…

7.     Tidak ada rumah makan apalagi kafe

Hari pertama di Moyo

Pukul 14.37 kami sudah mulai menyusuri jalan menuju air terjun Diwu Mba’i, informasinya hanya berjarak sekitar 1.5 km, baru beberapa saat kami berjalan kami sudah melewati ladang wijen di kiri-kanan jalan, dan ternak yang dilepaskan begitu saja. Setelah bertanya pada warga yang kami temui, kami diarahnya menyusuri aliran sungai yang melewati kebun ( atau hutan ? )  yang sepi , sampai akhirnya kami menemukan di air terjun yang tidak terlalu tinggi , namun airnya yang jernih dan sejuk membuat kami yang kepanasan & berkeringat tidak tahan untuk berendam beberapa saat ; kami tidak berani berlama-lama karena  selain  sudah mulai sore, suasana redup,  semantara lokasinya cukup jauh dari perumahan penduduk jadi kondisinya sepi, rimbun , kami hanya berdua  & malam jumat..( apa hubungannya ya ? hahahhaa…)

Menuju Diwu mbai

Ladang Wijen
Biji Wijen 
                                                                                                                                                 
Hasil panen biji wijen
                                                  
Menyusuri aliran air
Air terjun Diwu Mbai
                                                                                                  

 Hari ke -2 ,   17 Maret 2023

Kami trekking ke bintangnya air terjun di P.Moyo, yaitu Mata Jitu.

Untuk menuju kesana sebetulnya kita dapat naik ojek dengan tarip @100k, namun kami memang hobby jalan kaki ( ngirit juga, lahya ) jadi setelah men-set GPS , mulailah kami berjalan, setelah sekitar 5 menit melewati rumah penduduk, kami mulai memasuki area kebun dan hutan…jalannya cukup lebar untuk 2 motor bersisipan jalan, jalurnya jelas & ada petunjuk jalan jadi tidak usah kuatir nyasar yaa….

Pertama kami melewati kebun-kebun wijen, ada kebun jambu mete juga, kemudian melewati area hutan yang teduh…sekitar 5 km kami berjalan, sampailah di air terjun Mata jitu yang ternyata memang seindah itu…

Di atas air terjun Mata Jitu terdapat  aliran sungai yang dapat kita explore, yang sama indah , biru jernih dan tampak seperti kolam renang alami, suasananya sangat sepi dan lagi-lagi hanya kami ber-2 yang saat itu berada disana.

Kamipun berenang atau tepatnya berendam mendinginkan badan yang berleleran keringat setelah berjalan kali dan  karena lokasi air Terjun Mata Jitu ini ketinggiannya  <1000 mdpl airnya sejuk sehingga pas untuk berenang atau berendam , airnya  tidak dingin mencekam seperti air terjun -air terjun di area Bogor -Sukabumi, atau air terjun di dataran tinggi lainnya .

Sebetulnya kami ingin bermain air berlama-lama di Mata Jitu , namun karena hanya  ber-2 saya malah tidak tenang mengawasi barang kami di pinggir sungai ; kuatir ada monyet iseng yang mengambil pakaian kami ..bisa repot kan ? , hehe….nah, kalau suami saya belakangan dia cerita selama di Mata Jitu dia merisaukan reptil besar dimana P.Moyo merupakan habitat ular Piton, hahaha….jadi saran saya kalau ingin lebih menikmati Mata Jitu, datanglah berkelompok supaya lebih seru dan merasa aman…atau anggaplah kami aja yang overthinking…hehe

Kami pulang saat tengah hari, ohya berjalan sepanjang perjalana pergi dan pulang dari Mata Jitu kami hanya berpapasan dengan beberapa warga lokal yang turun dari ladang, jadi memang sepi saat itu.

Sorenya kami berenang di pantai depan hotel sambil menunggu sunset, selama di Maryan hotel setiap sore kami habiskan dengan berenang di pantai yang jernih dan relatif bersih itu, FYI kegiatan itu merupakan upaya kami untuk mendinginkan badan juga sih..hahhahaha

Jalur menuju Mata Jitu

"Tempat parkir " Mata Jitu

Petunjuk arah menuju Mata Jitu

Petunjuk arah Mata Jitu

Mata Jitu
Mata Jitu

Mata Jitu

Mata Jitu

Mata Jitu

Pantai depan hotel Maryan
                                                                                    
Mie Instant memang cocok disantap dimana aja kapan aja 

 Hari ke  3 di P.Moyo, Sabtu 18 Maret 2023

Kami menyewa perahukecil untuk trip pendek snorkel ke Takat Sagale dan pantai Batu Kapal, sebetulnya kami ini bukan “anak pantai” ..karena terbilang pemalas nyebur ke air laut…namun, sayang jugaya kalau  ke P.Moyo tanpa menikmati keindahan pantai & mengintip penghuni perairannya yang dicari para diver

Di Takat Sagale perahu kayu berhenti dan kita dapat berdiri di tengah laut , jadi daratan yang kita pijak itu adalah tumpukan kumpulan serpihan batu karang , cangkang2 kerang yang tersapu ombak dan berhimpun disitu sehingga menjadi daratan kecil yang muncul saat air surut.  Airnya bening, dan saat snorkel kita seperti mengintip akuarium besar dari permukaannya, ribuan ikan-ikan kecil berenang di atas di sela-sela gugusan karang yang besar , sementara ikan-ikan besar cenderung di dasar…ah, sudahlah….indah sekali, kawan…..namun jangan tanya fotonya, kamera underwater kami ketinggalan di rumah..

Di pantai Batu Kapal , perahu kami singgah sejenak, suami saya masih meneruskan kegiatan snorkel sementara saya memilih berjalan ke batu kapal dan melihat pantai dari ketinggian , memang pantai P.Moyo itu cantik sangat ….pasirnya putih, air lautnya jernih, masih bersih, dari ketinggian terlihat gradasi biru muda sampai ke biru tosca…o My God….

Sewa kapal trip pendek snorkle

Takat Sagale, berdiri di daratan di tengah laut


snorkle

Pantai Baru Kapal

Pantai Batu Kapal

Pantai Batu Kapal

Sekitar tengah hari kami kembali ke hotel , cuaca sedang panas-panasnya dan kulit kami gosong seketika, haha…jadi untuk snorkel dan berkegiatan di bawah matahari Moyo pakailah kostum berenang lengan panjang & celana panjang dan pakai sun screen yang benar ya kawan-kawan….…

Sepulang snorkel kami hanya bersantai di hotel…dan mulai packing-packing karena besok paginya kami akan bergeser ke Mataram.

 Hari ke-4, Minggu 19 Maret 2023

Pagi-pagi kami sudah bersiap dan menyelesaikan pembayaran hotel dan makan-minum kami, oh ya karena di Moyo tidak ada rumah makan  jadi otomatis selama di sana kebutuhan makan-minum kami pesan di hotel, di Maryan Hotel kami dapat memilih &B memesan  menu makan untuk pagi , siang , malam , dan selama 3 malam kami berdua menginap dan makan -minum disana ,tagihan kami total hanya 1.85 jt…, wow..harga yang sangat bersahabat mengingat minuman dan makanannya enak-enak, so kata siapa berlibur ke P.Moyo itu mahal ?

Hari itu kapten kapal yang mendapat jadwal penyebrangan P .Moyo ke Sumbawa Besar sedang ada acara pernikahan keluarganya, sehingga libur berlayar…..lalu bagaimana Nasib kami yang berencana meninggalkan P.Moyo..sementara kami sudah memesan travel ke Mataram ?

Beruntung hari itu ada kapal kayu yang disewa konservasi Paruh Bengkok akan kembali ke Sumbawa Besar, dengan membayar @100K , hari itu kami dapat menyebrang

Sampai di Pantai Goa jelang tengah hari , kami makan siang dulu di tempat yang sama saat kami akan menyebrang ke Pantai Goa, dan kami kecewa karena kali itu kami membayar lebih mahal atas item yg sama dengan sebelumnya, hahah

Kapal yang akan membawa kami kembali ke Sumbawa Besar

Kami berjalan kaki sampai tepi jalan raya, dan duduk di persimpangan jalan untuk menunggu travel Pancasari Sumbawa Besar – Matararam yang kami pesan lewat  Whatsapp. Travel tiba tepat waktu maka sore itu kami meninggalkan Sumbawa Besar dan menuju Mataram.

Kami menghabiskan 3 hari di Mataram untuk berjalan-jalan nostalgia dan melihat Sirkuit Mandalika beserta pantai-pantai di sekitarnya, dan kami sangat beruntung karena pada 21 Maret 2023 kami dapat melihat pawai ogoh-ogoh umat Hindu sebelum hari raya Nyepi, meski cuaca panasnya bukan main tetapi kami menikmati pawai sampai acaranya  selesai


Ogoh2

Ogoh2

Ogoh2

Rabu 22 Maret 2023 ,kami pulang ke Jakarta dengan pesawat Lombok Praya – Soekarno Hatta dengan selamat dan kulit gosong,... hahaha

S E K I A N


Kamis, 09 Juni 2022

TOURING BANDUNG–SEMARANG DENGAN N-MAX ; suatu perjalanan kuliner dan biar tidak lupa jalan…

 

MOTORAN BANDUNG – SEMARANG DENGAN N-MAX 

; suatu perjalanan kuliner dan biar tidak lupa jalan…




Alkisah sejak pertengahan Agustus 2021 saya diterima bekerja lagi di perusahaan  group BMHS di Jakarta pusat…jadi Senin sampai Jumat kami mencari nafkah di Betawi…dan Jumat malam kami pulang ke rumah kami di Lembang….sooo..berakhirlah masa-masa keemasan dimana kami dapat  jalan-jalan luntang lantung tanpa terikat waktu…

Tentu saja sebagai newbie  saya belum mendapat cuti , sampai akhirnya pas ada tanggal merah kejepit pada akhir bulan Mei 2022 saya unpaid leave 1 hari dan kami putuskan untuk healing-healing seperti orang-orang; kami motoran biar tidak lupa jalan

Suami saya mengajak pakai N-max jadul kami ( namek generasi pertama, Gan.. ) , alasannya “Biar kita jalannya nyantai, Neng ..” tapi kenyataannya pas di jalan dari sepeda, gerobak, andong, triseda sampe odong2 semua disalip tanpa ragu…jadi sebetulnya nyantainya  sebelah mana ya?

Kamis 26 Mei 2022 Kami berangkat seperti biasa , sebangunnya n seberesnya di rumah..jadi pukul 10 lebih kami baru berangkat dari Lembang, agak galau ambil jalur Subang langsung tembus Sumedang  atau lewat jalur biasa Jatinangor & Tanjungsari..akhirnya kami memilih lewat jalur biasa dan pukul 12.55 kami mampir di RM Citarasa untuk menikmati tahu di kota tahu…

Lewat kota tahu ya kita harus makan tahu ..

Kata orang sih “ Motoran yang penting bukan tujuannya , tapi perjalanannya “ …nah kalau untuk kami selain perjalanannya , makananannya juga penting…jadi perjalanan jalur utara ini kami tak lupa mampir-mampir makan menu-menu legend untuk menambah kesaktian

Pukul 15.30 kami sudah mendarat di Nasi Jamblang Ibu Nur di Cirebon…meski sudah sore, mungkin karena long week end antriannya cukup panjang , tapi saya dan suami rela hati  bersabar mengantri berpeluh-peluh demi satu tujuan, yakni : Balakutak hitam ....jadi sejenis cumi yang dimasak dengan berlumuran tintanya sendiri…saya perhatikan pengunjung-pengunjung  nasi jamblang  lain  rata-rata selalu kalap  mengambil lauk yang memang sangat beraneka ragam dan menggugah selera, tapi kami yang termasuk golongan manusia-manusia irit hanya mengambil satu menu masterpiece yaitu si balakutak hitam

Menu dan daftar harga nasi jamblang Bu Nur

awas kalap ambil lauk..

menu beragam

kami mah, cukup ambil si balakutak hitam yg menawan ini ajah..

rame terus , di depannya ada menu empal gentong

Pukul 17.22 sampai Brebes, satu catatan penting kami adalah selama ini saya malas lewat jalur utara karena jalannya sering jelek dan crowded oleh mobil-mobil raksasa sepanjang jalan, tetapi kemarin  selama menyusuri jalur utara sampai Semarang jalan aspal cukup bersahabat alias cukup mulus dan tidak terlalu crowded sehingga hati saya cukup ayem dan tetap tenang pada boncengan N-Max…
Jalanan jalur utara sejak Sumedang sampai Semarang mulusssss.... seperti pipi Syahrini

kebiasaan buruk para pria...

Brebes yang syahdu...

Pukul 18.44 kami memasuki Tegal dan duduk-duduk di Alfamart, kami melanjutkan perjalanan menuju Pekalongan dan sampai disana pukul 20.32. Kami mampir di warung mie goreng yang kelihatannya cukup ramai…sebetulnya saya sudah mencari-cari penginapan di Pekalongan ini…karena idealnya  kami istirahat pada jam tsb ,tapi suami saya mengajak melanjutkan perjalanan ke Semarang…karena hotel-hotel di Pekalongan cukup mihil ( pertimbangan  emak-emak  itu memang selalu mengutamakan soal efisiensi..hehhe ) saya pun mengiyakan dan kamipun melanjutkan perjalanan . Kami beruntung selama perjalanan hanya betemu jejak-jejak hujan, sehingga kami sampai di Semarang dalam keadaan kering , kami touch down di perempatan lima sebrang Lawang Sewu pukul23.04 tengah malam )…kami duduk-duduk di kursi taman ala turis kehabisan bekal..dan memutuskan menginap di salah satu penginapan jadul  yang ternyata cukup spooky di daerah Semarang

ganjel perut di Pekalongan

Sampai Semarang pukul 23 lewat ...

Jumat 27 Mei 2022 , pukul 11 siang kami sudah menyusuri jalanan menuju Temanggung..,melewati rawa Pening dan Kopi Banaran yang menggoda…tapi kami tidak singgah disana karena tujuan utama kami adalah lunch di Brongkos Bu Carik di Pasar Parakan Temenggung

menuju Temanggung...itu Rawa Pening ..rawa..bukan danau, hehe

Pukul 12.30 lepas Jumatan kami sampai di Warung Brongkos Bu Carik, kami kehabisan menu lidah sapi ( masa lidah ayam..hehe ) tapi masih kebagian brongkosnya yang ngangenin dengan empal daging sapinya yang empuk  yang membuat kami ingin kembali dan kembali lagi kesini setiap ada kesempatan

Kami telah menyelesaikan makan dan sedang menunggu hujan agak reda saat ada sekelompok pemotor menggunakan motor-motor keren mampir juga untuk makan disini…dari 6 pemotor  3 diantaranya membawa Royal Enfield Himalayan…..suit..suitttt…, Kami berbincang-bincang sejenak dan ternyata mereka pemotor dari Tasikmalaya, yang membawa Royal Enfield masih muda-muda dan unyu-unyu, usianya  kisaran <30 th..waduh, umur segitu saya pakai mio CW…wkwkkwkw …ketua sukunya yang ramah n murah ketawa  di usia 60-an memakai tunggangan  Honda yang tidak kalah gahar…

yeeeayy..titik akhir kita

Menu ngangenin....

Brongkos yang gemesin....

Royal Enfield Himalayan...punya orang lain..

Pukul 14.19 kami melewati jalan aspal Kledung dengan Gunung Sumbing dan Sindoro di kanan -kirinya, pukul 15.00 kami sempat nostalgia makan ( lagi ) sate pak Yani di Wonosobo yang satenya tetap empuk hanya ukurannya agak ciut..hahahhaha….selanjutnya kami kehujanan sejak pukul 16.19 sampai magrib,karena hari masih sore sehingga pandangan masih jelas , so meskipun hujan kami tetap lanjut dan selepas magrib kami mampir ke rumah kawan di daerah Cilacap untuk sekedar bincang-bincang tidak penting  sambal menikmati kopi hitam dan getuk goreng

Kledung dingin Gan...1400-an MDPL

Turun terus ,.....sampai Wonosobo

Cek sate kambing pak Yani Wonosobo

Mendung menghadang...dan di depan hujan deres sampe tetesannya berasa perih di paha

Sekitar pukul 21 kami melanjutkan perjalanan , dan belum 1 jam kami dihajar hujan yang cukup deras, karena alasan keamanan ( jarak pandang terbatas ) kami memilih menepi di warung angkringan dan menikmati jahe panas sambil dan membahas cuaca dengan bapak pemilik warung

jahe panas dulu di warung angkringan sambil berteduh....

Alun-alun Ciamis

Subuh sudah sampe rumah lagi dehhhh...

Berikutnya kami melewati daerah Lumbir dan Majenang yang gelap dan membosankan…kami sampai alun-alun Ciamis pukul 23.43 yang masih basah selepas hujan….kami duduk-duduk sebentar , menimbang-nimbang apakah menginap atau terus daannnn……………….kami memutuskan terus…wkwkwkkw….entahlah, apakah pengaruh kopi atau pengaruh sudah lama tidak motoran sehingga kami betah diatas N-max… setelah istirahal lagi sejenak di pom bensin daerah Gentong kami sampai rumah kami di Lembang pukul dekitar pukul 04.00 dinihari

….Zzzzzzzz….